Human eksistensial frederic nietczhe



Human eksistensial frederic nietczhe
Manusia memiliki esensi sendiri, substansi yang ada di dalamnya, membangun sebuah perekaan nyata bahwa manusia itu berdiri sendiri. Tidak tergantung oleh alam, karena manusia yang bisa merubah bagian di dalam alam sendiri. Manusia tidak terikat dengan aturan alam dan perubahan alam. Justru manusialah yang memaksa alam untuk terus selalu berubah.
Manusia memiliki kesadaran hidup. Keputusan untuk memilih dan sadar bahwa ia ada di dalam alam, membentuk sebuah kratifitas dan inovasi untuk mengatur alam. Hanya tindakan ceroboh manusia yang tidak menyadari keberadaan di dalam alam yang dapat menghancurkan alam itu sendiri.
Manusia selalu menjadi utopian. Mengharapan terwujudnya masyarakat yang idel dan nyata. Tapi, kelemahan manusia adalah kemauan untuk bertindak sesuai harapan yang menjadikan manusia itu hanya sebatas pemimpi di dalam tidurnya. Manusia yang unggulah yang berani bertindak lebih dari sebatas utopian.
Manusia selalu di iringi dengan moralitas, karena hakikat manusia selalu menuruti kehendak hati, dan tidak jarang pemenuhan kata hati inilah yang membuat kehancuran manusia di dalam alam. Manusia selalu ingin merasa di perhatikan, mendapat pengakuan, dan selalu ingin lebih unggul dari manusia lain. Itulah manusia, karena manusia dengan moralitasnya mampu membuat hidup lebih berkualitas.
Manusia selalu menyadari akan kematian. maka oleh sebab itu, manusia selalu berusaha untuk mencukupi kebutuhan tubuh sebelum dia mati. Karena kesadaran kematian manusia itulah penyebab timbulnya manusia yang kompetitor. Da itu membuat manusia harus selalu terbuka dengan hal baru, dan harus mampu menentang dan menciptakan perubahan yang progresif.
Manusia sejatinya berada di ambang batas alur yang terus berubah, karena manusia sendirilah yang memberikan warna bagi perubahan tersebut. Penciptaan perubahan selalu diiringi dengan pertentangan perspektif. Bahkan hukum rimba terwujud dari aturan manusia dengan manusia yang melibatkan kebutuhan untuk hidup. Dan alam memfasilitasi itu.
Manusia selalu mengalami kontradiksi intern, karena sebuah perubahan yang di ciptakan oleh tubuh manusia itu, memaksa merubah totalitas bagian di dalam diri manusia itu, mulai perubahan fisik sampai dengan cara manusia itu merubah alam.
Perubahan kuantitatif ke kualitatif manusia. Mendorong terjadinya perubahan wujud manusia itu sendiri, perkembangan fisik, mental, cara berfikir. Itulah yang terus mengalami kemajuan dari kuantitatif menjadi kualitatif. Karena apa, manusia merubah totalitas dirinya, untuk dapat bertahan di alam. Yang telah terlanjur di rubah oleh manusia itu sendiri.
Asa gerak, alam selalu mengalami perubahan, entah itu karena kontradiktif intern alam itu sendiri atau karena manusia, maka dari itu, apapun obyek yang ada di dalamnya akan berubah secara relovusi, untuk dapat selaras dengan kuanlitas alam tersebut. Alam dihumanisasi, sedangkan manusia dinaturalisasi.
Referensi :- Also spoke zaratustra
                    - birth of tragedy

Comments

Popular posts from this blog

Sayyid Ali Murtadho (Raden Santri) Gresik.

Makam Kanjeng Sepuh Sidayu