Ribuan langkah kaki mengiringi akal pergi.
Pelukan mesra dari jas hitam melambaikan tangan.
Jutaan kulit kayu menyisipi kantong-kantong sakumu.
"Masih mau nakal??". Kata pak bos.
Mentari pergi saat malam mulai berkunjung.
Ribuan "ayam kampus" hanya berkokok di "pagi hari".
Ketika mulai masuk "dunia malam", iapun diam.
Hanya 1 dari 10 " Ayam Kampus" yang berani berkokok di saat malam.
Dan, paginyapun ia mati.
Hujan mulai turun dengan datangnya gemericik.
"Bara apipun" mulai redup, ketika "gemericik hujan itupun datang".
Artinya: Jutaan mahasiswa kritis tentang ketidakadilan & kemanusiaan saat masih aktif kuliah. Ketika mulai masuk dunia kerja atau lembaga pemerintahan. Semangat itupun hilang. Entah karena pertimbangan keamanan pribadi, kebutuhan yang terus mengikat leher keluarga barunya. Ataupun karena menjadi bawahan di lembaga tempat ia bekerja, alias ancaman putus kerja. Ataupun, bisa juga karena kemudahan dalam fasilitas dan permintaan yang ia butuhkan, mudah di dapat dan telah dipenuhi dengan cepat dan mudah.

Comments

Popular posts from this blog

Sayyid Ali Murtadho (Raden Santri) Gresik.

Makam Kanjeng Sepuh Sidayu