Islamic Center Disekitar Kita.
Pusat dari orang islam bukan ka’bah. Pusat islam ya masjid itu sendiri. Ka’bah dalam riwayat tafsir ibn katshir berasal dari risalah nabi Adam as yang merindukan kehidupan usrga, sehingga beliau mendapatkan wahyu untuk membangun ka’bah pas di bawah kehidupan surga. Maknya kenapa dalam rukun islam point yang lumayan akhir yaitu naik haji bagi orang yang mampu sedangkan point yang paling atas setelah syahadat berlanjut ke sholat. Serta kenapa Rasulullah SAW ketika hijrah ke madinah lebih dulu membangun masjid daripada prasarana yang lain.
Hal ini pula mengacu pada syair mulia” muliakan dan ramaikan masjid”. Ya memang karena masjid sendiri itu ialah islamic center. Pusat islam bukan membangun atau merevitalisasi bangunan cagar budaya atau membngun gedung baru yang dinamakan islamic center. Astagfirullah...,, esensi dari islamic center itu bukan gedung baru dengan kekhususan tempat sebagai pendidikan pusat islam, melainkan masjid sendiri itulah islamic senter atau pusat islam. Mangkanya kenapa ketika berbagai penaklukan islam atas kota-kota besar selalu membangun masjid dulu yang didulukan mulai dari risalah Rasulullah sendiri sampai adanya masjid Haghia Sophia di turki oleh Muhammad al fateh.
Lalu setelah kita mengerti bahwa islamic senter itu ya masjid itu maka kendala berikutnya pasti terkait program dan kegiatan. Untuk hal itu mungkin bisa kita meniru pedoman-pedoman Mohammad Natsir yaitu pendidikan umat, pendidikan calon pemimpin dan pendidikan kader. Hal ini dapat dibagi dalam sub-bab yang lebih kecil lagi dalam bentuk program kerja. Misal ketika membahas pendidikan umat, maka tolak ukur pencapaian programnya ialah pendidikan seperti madrasah yaitu mengaji al Qur’an dengan kaidah-kaidah dasar islam yang kaffah(menyeluruh) mulai dari esensi islam, epistimologi islam dan aksiologi islam itu seperti apa.
Sedangkan untuk pendidikan calon pemimpin sendiri lebih difokuskan dalam ruang kampus. Dan masjid menjadi pusat-pusat kajian islam-kemsyarakatan, tolak ukur pencapaian ialah tidak hanya melek buku saja, juga agar melek kemasyarakatan. Apa yang masyarakat butuh sesuaiwilayah kampus dan masjid kampus itu berdiri. Memang setiap daerah mayoritas memiliki masalah yang sama misal kemiskinan, dari kemiskinan itu dapat dijadikan suatu permasalahan dalam tema besar, namun dibalik esensi kemiskinan itu sendiri terdiri dari beberapa substansi. Maka program bagi pendidikan calon pemimpin itu mampu melihat substasinya dan kemudian dijadikan sudut pandang penyelesaian. Misal kemiskinan, substansi dari kemiskinan itu ada 3 yaitu kurang ketrampilan kerja, jumlah penduduk tidak seimbang dengan industri atau lapangan kerja lain, dan miskin wawasan atau bisa disebut kurang cerdas mengenai ilmu pengetahuan dan kurang up to date terkait informasi dari pemerintah pusat. Nah, dari 3 substansi ini dapat dipilih satu kemudian dijadikan sudut pandang penyelesaianya.
Kemudian untuk pendidikan kader, maka yang perlu digaris bawahi ialah kader islam yaitu umat islam sendiri yang bergerak dalam opsir lapangan atau biasa disebut relawan bencana. Perlu diperhatikan lagi bencana ada 2 hal, pertama bencana alam kedua bencana kemsyarakatan. Pendidikan kader ini bertujuan tidak hanya mendidik ketrampilan tanggap bencana saja, melainkan juga sebagai metode da’i jalanan juga yang mendidik atau menyebarkan prinsip islam yang kaffah(menyeluruh). Maka dari itu, islamic center perlu dioptimalkan tidak hanya sebagai tempat sholat saja, melainkan juga sebagai tempat diskusi dan pendidikan bagi masyarakat awam juga, jadi tidak melulu membedakan materi pembelajaran islam dan pendidikan umum. Lha wong pembelajaran islam itu sendiri juga mengarah pada 2 ranah kehidupan yaitu religi dan umum. Karena manusia sendiri dalam syair islam dikatakan bahwa manusia dilahirkan itu hanya untuk ibadah. Ibadah sendiri sebagai konsep esensi saja, sedangkan untuk subtansinya misal bekerja itu ibadah, tidak melanggar aturan kemsyarakatan itu ibadah, menolong korban bencana itu ya ibadah, silaturahim itu ya ibadah, menjaga kebersihan lingkungan itu ya ibadah, menjalankan rukum islam dan iman itu ya ibadah dst.
Garis besar dari pembahasan kali ini ialah islamic center itu ya masjid disekitar rumah sendiri, 3 titik fokusnya yaitu masyarakat awam, mahasiswa dan relawan muslim. Sedangkan pendidikan yang diajarkan yaitu islam kaffah(menyeluruh dan bersanad). Namun untuk menjalankan ini semua tidak bisa sendirian, harus ada lembaga yang fokus pada islamic center ini. Serta dengan mengadakan kerjasama dengan pihak pengurus masjid. Mungkin bisa dimulai dari himpunan mahasiswa islam atau lembaga badan amal agar lebih terarah program amalnya disalurkan kemana dan untuk siapa. “Tidak ada faedahnya suatu pemikiran selama tidak ada pelaksanaanya” Umar bin Khatab r.a. lalu jika ada yang menanyakan mirip dengan madrasah atau pondok pesantren ya?, maka bilang saja ”biar Tuhan saja yang menilai, kamu jangan..”.
Hal ini pula mengacu pada syair mulia” muliakan dan ramaikan masjid”. Ya memang karena masjid sendiri itu ialah islamic center. Pusat islam bukan membangun atau merevitalisasi bangunan cagar budaya atau membngun gedung baru yang dinamakan islamic center. Astagfirullah...,, esensi dari islamic center itu bukan gedung baru dengan kekhususan tempat sebagai pendidikan pusat islam, melainkan masjid sendiri itulah islamic senter atau pusat islam. Mangkanya kenapa ketika berbagai penaklukan islam atas kota-kota besar selalu membangun masjid dulu yang didulukan mulai dari risalah Rasulullah sendiri sampai adanya masjid Haghia Sophia di turki oleh Muhammad al fateh.
Lalu setelah kita mengerti bahwa islamic senter itu ya masjid itu maka kendala berikutnya pasti terkait program dan kegiatan. Untuk hal itu mungkin bisa kita meniru pedoman-pedoman Mohammad Natsir yaitu pendidikan umat, pendidikan calon pemimpin dan pendidikan kader. Hal ini dapat dibagi dalam sub-bab yang lebih kecil lagi dalam bentuk program kerja. Misal ketika membahas pendidikan umat, maka tolak ukur pencapaian programnya ialah pendidikan seperti madrasah yaitu mengaji al Qur’an dengan kaidah-kaidah dasar islam yang kaffah(menyeluruh) mulai dari esensi islam, epistimologi islam dan aksiologi islam itu seperti apa.
Sedangkan untuk pendidikan calon pemimpin sendiri lebih difokuskan dalam ruang kampus. Dan masjid menjadi pusat-pusat kajian islam-kemsyarakatan, tolak ukur pencapaian ialah tidak hanya melek buku saja, juga agar melek kemasyarakatan. Apa yang masyarakat butuh sesuaiwilayah kampus dan masjid kampus itu berdiri. Memang setiap daerah mayoritas memiliki masalah yang sama misal kemiskinan, dari kemiskinan itu dapat dijadikan suatu permasalahan dalam tema besar, namun dibalik esensi kemiskinan itu sendiri terdiri dari beberapa substansi. Maka program bagi pendidikan calon pemimpin itu mampu melihat substasinya dan kemudian dijadikan sudut pandang penyelesaian. Misal kemiskinan, substansi dari kemiskinan itu ada 3 yaitu kurang ketrampilan kerja, jumlah penduduk tidak seimbang dengan industri atau lapangan kerja lain, dan miskin wawasan atau bisa disebut kurang cerdas mengenai ilmu pengetahuan dan kurang up to date terkait informasi dari pemerintah pusat. Nah, dari 3 substansi ini dapat dipilih satu kemudian dijadikan sudut pandang penyelesaianya.
Kemudian untuk pendidikan kader, maka yang perlu digaris bawahi ialah kader islam yaitu umat islam sendiri yang bergerak dalam opsir lapangan atau biasa disebut relawan bencana. Perlu diperhatikan lagi bencana ada 2 hal, pertama bencana alam kedua bencana kemsyarakatan. Pendidikan kader ini bertujuan tidak hanya mendidik ketrampilan tanggap bencana saja, melainkan juga sebagai metode da’i jalanan juga yang mendidik atau menyebarkan prinsip islam yang kaffah(menyeluruh). Maka dari itu, islamic center perlu dioptimalkan tidak hanya sebagai tempat sholat saja, melainkan juga sebagai tempat diskusi dan pendidikan bagi masyarakat awam juga, jadi tidak melulu membedakan materi pembelajaran islam dan pendidikan umum. Lha wong pembelajaran islam itu sendiri juga mengarah pada 2 ranah kehidupan yaitu religi dan umum. Karena manusia sendiri dalam syair islam dikatakan bahwa manusia dilahirkan itu hanya untuk ibadah. Ibadah sendiri sebagai konsep esensi saja, sedangkan untuk subtansinya misal bekerja itu ibadah, tidak melanggar aturan kemsyarakatan itu ibadah, menolong korban bencana itu ya ibadah, silaturahim itu ya ibadah, menjaga kebersihan lingkungan itu ya ibadah, menjalankan rukum islam dan iman itu ya ibadah dst.
Garis besar dari pembahasan kali ini ialah islamic center itu ya masjid disekitar rumah sendiri, 3 titik fokusnya yaitu masyarakat awam, mahasiswa dan relawan muslim. Sedangkan pendidikan yang diajarkan yaitu islam kaffah(menyeluruh dan bersanad). Namun untuk menjalankan ini semua tidak bisa sendirian, harus ada lembaga yang fokus pada islamic center ini. Serta dengan mengadakan kerjasama dengan pihak pengurus masjid. Mungkin bisa dimulai dari himpunan mahasiswa islam atau lembaga badan amal agar lebih terarah program amalnya disalurkan kemana dan untuk siapa. “Tidak ada faedahnya suatu pemikiran selama tidak ada pelaksanaanya” Umar bin Khatab r.a. lalu jika ada yang menanyakan mirip dengan madrasah atau pondok pesantren ya?, maka bilang saja ”biar Tuhan saja yang menilai, kamu jangan..”.
Comments
Post a Comment