Sayyid Ali Murtadho (Raden Santri) Gresik.

Menurut catatan sejarah Yayasan Masyarakat Pecinta Sejarah dan Budaya Gresik (MATA SEGER) yang berada didalam komplek makam menyebutkan bahwa Sayyid Ali Murtadlo atau dikenal juga dengan Sunan Gresik adalah salah satu penyebar agama Islam di Jawa dan sekitarnya. Beliau adalah putera Syekh Ibrahim Asmaraqandi. Beliau juga merupakan Kakak dari Raden Rachmat (Sunan Ampel) dan sepupu dari Maulana Malik Ibrahim. Beliau datang ke Jawa menyertai ayahanda dan saudaranya untuk menyebarkan agama Islam. Sekaligus silahturrahmi ke bibinya, Dewi Condro Wulan / Dwarawati yang menjadi istri Prabu Kertajaya / Brawijaya. Syekh Ali Murtadlo dan Ayahandanya serta beberapa saudaranya tiba di wilayah Majapahit dan mendarat di Pelabuhan Tuban. Namun tidak lama setelah tiba di Tuban ayahandanya meninggal dunia karena sakit dan dimakamkan di daerah pesisir Gesikhardjo, Palang, Tuban. Selama setahun di Majapahit, beliau hendak kembali ke negeri kelahirannya, Campa, tapi negeri tesebut sudah hancur dan dikuasai raja Pelbegu dari kerajaan Koci. Berkat saran raja Kerjajaya, Raden Santri akhirnya menetap di Majapahit dan tinggal di daerah Gresik.
Kenapa Sayyid Ali Murtadlo (Raden Santri) tidak masuk dalam  anggota wali songo? Menurut Drs. H. Muhammad Kholil dalam buku “PUNJER WALI SONGO” tahun 1403 disebutkan Raden Santri mendarat di Gresik. Beliau melanjutkan perjalanan karena mendapat tugas mensyiarkan Islam wilayah Madura, Bali, lombok dan Nusa Tenggara. Beliau kembali ke Gresik setelah berhasil mengIslamkan daerah-daerah tersebut yang masyarakatnya semula kental suasana Budha dan Hindhu, Setelah Syekh Maulana Malik Ibrahim wafat pada tanggal 9 April 1419, beliau menggantikan tugasnya sebagai imam penyebaran Islam di Gresik. Raden Santri wafat pada tahun 1317 saka / 1449 M. Makam beliau termasuk salah satu obyek wisata religi di Kabupaten Gresik yang juga banyak dikunjungi oleh wisatawan. Makam tersebut terletak sekitar 100 m sebelah utara alun-alun kota Gresik, tepatnya di jalan Raden Santri, kelurahan Bedilan, Gresik. Masyarakat Gresik memperingati haul beliau setiap tanggal 15 bulan Muharram. Bertepatan haul kakeknya Sayyid Jumadil Kubro di desa Troloyo Trowulan Mojokerto.

Comments

Popular posts from this blog

Makam Kanjeng Sepuh Sidayu